Friday 9 July 2021

Pengalaman Hamil Trimester Pertama


Iya! Kalian nggak salah baca, aku hamil! Kalau kalian aja syok, aku sama Kevin jauh lebih syok hahaha. Nanti aku jelasin kenapa. Anyway, foto di atas dan foto-foto selanjutnya yang di bawah adalah foto dimana usia kehamilanku sekitar empat atau lima minggu. And yes, sesuai judulnya, hari ini aku mau share pengalaman kehamilanku di trimester pertama, yang jujurly tidak begitu menyenangkan.


Semuanya berawal dari terlambatnya datang bulan. Kebetulan siklus mensku selalu berputar di 28 atau 29 hari. Jadi, agak aneh rasanya kalau terlambat datang bulan. Pernah dengar istilah HPHT? Biasanya HPHT dipakai sebagai patokan untuk menghitung usia kehamilan. Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)-ku adalah 9 April 2021. Jika, aku hitung-hitung, seharusnya aku haid lagi pada tanggal 6 Mei 2021, nyatanya tidak demikian. Sudah aku tunggu-tunggu sampai tanggal 10, tanggal 11, tapi tidak kunjung datang juga. Aku mulai ragu dan takut, lalu aku memutuskan untuk membeli TestPack.

Jujur, aku kurang paham testpack brand apa dan jenis seperti apa yang akurat. Akhirnya, aku pilih yang brandnya paling familiar dan harganya terjangkau. Yup, aku beli TestPack Sensitif. Aku beli 3 biji, soalnya kalau belanja di Tokopedia minimal Rp. 50.000,- bisa dapat Bebas Ongkir hehehe. Sekarang,  saat sudah menjadi seorang istri, hal-hal yang bebas ongkir atau promo-promo begini entah kenapa jadi lebih diperhatikan. Kalian gitu juga nggak sih, para istri? Oh iya, selain itu untuk cadangan juga, siapa tahu butuh peneguhan, ya kan?

Sungguh, deg-degan banget pas ngetes. Makin deg-degan pas nunggu hasilnya. Waktu lihat garisnya dua, jujur bingung, kaget, sedih, senang, bersyukur, takut, khawatir, semuanya bercampur menjadi satu. Aku langsung foto hasilnya, terus aku tunjukkan ke Kevin. Kita berdua bener-bener syok. Kenapa? Karena kita sebenernya baru mau program punya anak tahun depan (tahun 2022). Kita sama sekali nggak kepikiran kalau bakal punya anak dalam waktu dekat.

Well, sebenernya kita bukan yang terlalu menjaga dengan ketat sih. Aku juga nggak minum pil KB. Tapi, kita berpikir punya anak nggak semudah itu. Karena banyak teman-teman kita yang juga sudah menikah, ingin punya anak, tapi tak kunjung dikaruniai anak. Ya itu sih, alasan aku dan Kevin tidak begitu terlalu menjaga. Alasan kedua kenapa kok syok? Karena aku dan Kevin merasa masih belum cukup siap untuk mendidik anak, membiayai dan membesarkan anak. Kita berdua sama-sama punya beberapa hal yang ingin dicapai sebelum mempunyai anak. Namun ternyata Tuhan berkata lain.

Despite of our feelings, kita mau serahkan anak (dan kehamilan) ini ke dalam tangan Tuhan. Sebagai manusia biasa, pasti kita takut dan kuatir, tapi sebagai anak Tuhan, kita juga percaya, kalau memang Tuhan yang berencana, Tuhan jugalah yang akan memampukan kita menjadi orang tua bagi anak yang nantinya dititipkan ke aku dan Kevin. Tuhan pasti akan memperlengkapi kita berdua dengan hikmat dan akal budi, Roh Kudus juga akan membantu mengajar kita tentang bagaimana bisa menjadi orang tua yang sesuai dengan keinginan Tuhan.


Lanjut, ini dia titik awal mula dari segala sesuatu yang "tidak menyenangkan". Pas kita sudah lihat ada dua garis merah di testpack, kita langsung cari dokter untuk memastikan apa benar aku hamil. Karena kehamilan itu ada beberapa jenis, ada hamil di dalam kandungan, hamil di luar kandungan, hamil anggur, hamil yang berkembang, dan hamil yang tidak berkembang. Puji Tuhan, saat ke dokter, dokter bilang ini 100% hamil, karena hamilnya di dalam kandungan. Lalu, minggu depannya, saat kembali kontrol, dokter bilang, "Ya, ini ada detak jantungnya." Yang berarti, ini adalah hamil yang berkembang.

Sejak saat itu pula, tiba-tiba muncul rasa mual yang tak tertahankan. Perutku sama sekali nggak enak. Ini bukan morning sickness, ini all day sickness. Pagi, siang, malam, mual terus. Nggak ada nafsu makan rasanya, karena perut terasa penuh dan terkocok-kocok. Kebetulan, selama hidupku, aku jarang sekali sakit. Seandainya, sakit, hanya sakit batuk, pilek, sariawan, dan kadang masuk angin. Hampir setiap malam aku menangis, merengek ke Kevin, mau rasa mual ini diangkat. Aku bilang nggak kuat, nggak kuat ke Kevin. Aku kangen Mama, emosiku berantakan. Rasa mualnya begitu mengganggu sampai aku nggak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya, aku hanya bisa tiduran. Well, tiduran aja mual.

Dokter bilang, rasa mual ini akan terus ada sampai 16 minggu. Mau pingsan rasanya waktu dengar, lama banget. Setiap hari, yang ada di pikiranku adalah bertahan hidup untuk hari ini dan semoga hari ini berlalu dengan cepat. Oh iya, intermezzo sedikit, aku baru tahu loh, kalau usia kehamilan dihitungnya dari HPHT itu. Jadi, kita nggak akan pernah tahu persisnya kapan proses pembuahan itu terjadi. Jadi, buat yang suka julid (hahaha) jangan soudzon dulu. Belum tentu si doi hamil di luar nikah, bisa jadi itu karena hitungan HPHT-nya.

Aku melakukan banyak hal supaya aku nggak merasakan rasa mual ini. Aku minum Mylanta, aku makan es krim hampir tiap hari. Aku berusaha makan apapun yang manis supaya rasa mualnya mereda. Yang bikin aku sedih, aku nggak bisa makan telor ceplok kesukaanku. Karena saat mual, aku nggak bisa makan makanan yang berminyak, juga yang gurih dan asin. Ya itulah kenapa aku bilang trimester pertamaku tidak menyenangkan, cenderung menyedihkan dan memprihatinkan.


Sampai suatu hari, aku memaksakan diri untuk keluar rumah, saat itu ke gereja. Ini ceritanya, belum ada berita PPKM yes. Soalnya, setelah ada berita PPKM, hampir setiap hari aku di rumah aja. Keluar cuma kalau penting, seperti kontrol bulanan ke dokter kandungan.

Nah, pada saat hari Minggu di gereja, aku bertemu dengan salah satu temanku yang sudah mempunyai anak. Dia bertanya mengenai kehamilanku, ya aku ceritakan seperti yang aku ceritakan sekarang. Lalu, dia menguatkanku, mengatakan kalau dia pernah ada di posisi yang sama, dia memberikanku beberapa saran dan tips yang dulu ia lakukan untuk mengurangi rasa mualnya. Dia juga meyakinkanku kalau rasa mual ini hanya sementara, hanya di trimester pertama saja. Aku mengaminkan dengan sepenuh hati. Pikirku, jangan sampai rasa mual ini bertahan sampai trimester ketiga.

Seperti yang aku ceritakan di atas, selama trimester pertama ini berlangsung, hampir setiap hari aku hanya tiduran, main game di handphone. Aku juga tidak menerima project baru, karena rasanya nggak mampu membuat konten dengan menahan rasa mual ini. Aku hanya menyelesaikan project yang sudah masuk sebelumnya. Ada juga project yang mengharuskan aku untuk melakukan photoshoot hampir seharian, untung saja hari itu rasa mualnya tidak berlebihan, jadi photoshootnya berjalan cukup lancar. 


Sebenarnya agak stres dan pusing juga, karena aku terbiasa bekerja, membuat konten ini dan itu, lalu tiba-tiba badannya nggak bisa diajak kerjasama dengan baik. Dengan kehamilan ini, aku juga tidak bisa mengambil beberapa project yang tidak bumil-friendly, seperti beberapa skincare atau suplemen kesehatan, yang memang agak rawan pada janin jika dipakai dan dikonsumsi secara rutin.

Namun, aku juga percaya semua ada masanya. Mungkin ini masaku untuk rehat sejenak. Fokus dengan janin yang ada di kandungan, juga fokus menyelesaikan menstabilkan emosiku yang agak berantakan karena rasa mual pada trimester pertama ini. Berlebihan ya rasanya. Tapi, menurut sumber yang aku baca, pengalaman kehamilan setiap orang berbeda-beda. Jika ada yang mengalami pengalaman seperti aku, atau mungkin lebih parah, jangan sedih, kecewa, atau malah merasa bersalah. Kamu tidak harus mencintai proses kehamilanmu untuk mencintai bayimu. It's just two different things!

Untuk teman-teman bumil yang proses kehamilannya lancar, good for you. Dengan mendengarkan ceritaku, aku harap teman-teman bisa lebih bersyukur punya proses kehamilan yang baik. Aku juga berharap teman-teman tidak menganggap enteng atau bahkan mencibir teman bumil lainnya yang tidak mengalami proses kehamilan sebaik yang kalian rasakan ;) Semoga kita rekan sejawat bumil ini bisa saling support satu dengan yang lain.


Sekarang, kehamilanku sudah memasuki trimester kedua. Aku akan cerita lebih banyak mengenai kehamilan trimester kedua ini di blogpost berikutnya. Doakan ya teman-teman supaya baby-nya sehat, semuanya lancar sampai hari kelahiran.



W R I T T E N   W I T H   L O V E   B Y
 

No comments:

Post a Comment